Jagalah hati jangan kau nodai,
kalimat ini ringkas tapi memiliki cakupan makna yang luas. Ketahuilah Allah
tidak menilai seberapa banyak tenaga anda keluar dalam melakukan suatu amalan
akan tetapi Allah menilai dari hati Anda sebagaimana dikatakan oleh Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إن
الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم»
Rasulullah
Bersabda : “sesungguhnya Allah tidak melihat dari bentuk kalian, tidak
melihat harta kalian akan tetapi melihat kepada hati kalian “ (H.R Muslim )
Maka hati
adalah tempat Allah melihat amalan seorang hamba, apakah dia melakukannya Ikhlas atau Riya’? jika anda melihat seseorang
giat beribadah 60 tahun amalannya tidak akan
bermanfaat jika dia beramal bukan karena Allah, bukankah ada orang yang masuk
neraka karena Jihad, Dermawan dan Membaca Al-qur’an, kenapa? Karena mereka
melakukannya bukan karena Allah mereka melakukan hal tersebut agar dikatan
pemberani, dermawan dan agar dikatakan Qori’ Al-Qur’an
Jagalah hati
jangan kau nodai, sibuklah memperhatikan amalan hatimu, katakanlah kepada diri
anda “apakah saya melakukan amalan ini Ikhlas atau ingin dipuji manusia atau
ingin mendapatkan balasan?”
Jika ada yang
bertanya, apa penyebab orang di dunia ini banyak yang berdusta, banyak yang
berkhianat, banyak yang korupsi banyak pembunuhan maka itu semua adalah hasil
dari rusaknya hati, oleh karenanya jagalah hati jangan kau nodai
Sebagian orang
mengatakan : kita tidak usah banyak – banyak beramal cukup hanya memperhatikan
ha,ti maka kita jawab: sesungguhnya amalan membuktikan apa yang ada didalam
hati, contoh : jika seseorang mengaku mencintai Allah maka pasti dia melakukan
hal – hal yang mencintai dengan melakukan amalan – amalan yang dapat mendatang
kecintaan Allah, contoh lain : jika anda mencintai wanita dan ingin
menikahinya, apakah anda hanya memperhatikan hati anda agar cinta tidak
pindah??, tentu tidak , pasti anda akan melakukan suatu hal yang dapat
mendatangkan cintanya?
Jagalah hati
jangan kau nodai, jangan jau nodai dengan maksiat kepada Allah, jika seorang
melakukan maksiat kepada sang pencipta maka akan diberikan titik hitam
dihatinya, semakin dia sering melakukan maksiat maka semakin banyak juga titik
hitam dihatinya hingga hatinya tertutup dan tidak bisa lagi membedakan antara
mana yang benar dan mana yang salah sebagaiman sabda Nabi :
«تعرض الفتن على القلوب كالحصير عودا عودا، فأي قلب أشربها، نكت
فيه نكتة سوداء، وأي قلب أنكرها، نكت فيه نكتة بيضاء حتى تصير على قلبين، على أبيض
مثل الصفا فلا تضره فتنة ما دامت السماوات والأرض، والآخر أسود مربادا كالكوز،
مجخيا لا يعرف معروفا، ولا ينكر منكرا، إلا ما أشرب من هواه»
Fitnah yang
mengenai hati (syubhat ataupun syahwat) bagaikan tikar yang ditenun sedikit
demi sedikit, hati mana saja yang menerimanya (fitnah Syubhat ataupun Syahwat)
maka akan diberikan titik hitam dan hati mana saja yang menolaknya maka akan
diberikan titik putih sehingga hati
menjadi dua bagian : sebagian
menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak akan membahayakan fitnah selama
langit dan bumi masih ada, dan sebagian lainnya hitam keabu-abuan bagaikan
gelas yang terbalik yang tidak mengenal yang baik dan tidak mengingkari
kemungkaran kecuali apa yang diinginkan hawa nafsunya (H.R Muslim)
Kesucian hati
akan berkonsekwensi dengan benarnya amalan yang ia lakukan, bagusnya akhlak
yang nampak pada dirinya dan perangai yang ia lakukan, orang yang memiliki hati
yang sehat maka pemikirannya akan jernih dan benar yang mana orang yang
bertaqwa akan mencium bau badan dan bajunya dari kebaikan, beda dengan orang
yang fajir, orang yang baik akan mencium bau maksiat yang terlekat pada badan
dan bajunya sehingga terkadang kita melihat orang yang fajir tidak suka kepada
pelaku kebaikan, disebabkan kebaikan dan keburukan tidak mungkin terkumpul
Contoh
perilaku salaf dalam menjaga Hati
Sebagimana para
salafushalih sangat gigih dalam melakukan kebaikan begitu pula mereka lebih
gigih menjaga hatinya, dari penjagaan hati yang mereka lakukan ialah
menyembunyikan amalannya
Ketika Umar bin
Khottob mensifati Abu Bakar dia mengatakan : “Sesungguhnya keadaannya dalam
kesendirian lebih baik daripada apa yang nampak” sangat berbeda dengan kita,
yang mana dalam keadaan nampak dihadapan manusia lebih baik daripada keadaan kita tersembunyi
Berkata Abdah
bin Sulaiman Al-Maruziy :Pernah saya menjadi tentara bersama Abdullah Bin
Mubarok di Negeri Romawi, ditengah perjalanan kami bertemu dengan musuh, ketika
dua saf saling berhadapan salah seorang dari musuh menantang untuk duel, maka keluarlah salah seorang dari kaum
muslimin memakai penutup wajah untuk menerima tantangangan duel dari kaum
kuffar, maka akhirnya mereka berduel dan berhasil membunuh orang kafir,
kemudian seorang dari orang kafir menantang untuk berduel lagi maka keluarlah
orang yang sama dari kaum muslimin menerima tantangan tersebut yang akhirnya
dia berhasil membunuh orang kafir tersebut, maka kaum muslimin sangat ingin
mengetahui orang yang berduel dengan orang kafir tersebut dan saya termasuk
orang yang ingin mengetahui siapa orang yang berada dibalik cadar tersebut, maka saya pegang
ujung dari penutup wajahnya dan ketika saya buka ternyata dia adalah Abdullah Ibnu
Mubarok.
Begitu juga
kisah Ali bin Hasan yang mana beliau senantiasa membawakan Gandum bagi orang –
orang miskin di malam hari dan tidak ada yang tau kecuali ketika beliau
meniggal dunia. Mudah – Mudahan Allah memberikan kita kepada keikhlasan dan
menjauhkan kita dari Riya’
Perkara
yang bisa memperbaiki hati
Perkara yang
bisa memperbaiki hati ialah menyembunyikan amalan dan tidak menampakkannya
dihadapan manusia baik itu dengan perkataan maupun dengan perbuatan seorang
hamba harus memiliki waktu sendiri untuk berdua dengan Rabbnya begitu juga dia
harus memiliki waktu untuk mengingat dosa – dosanya serta mengintropexi dirinya
dan meminta ampun atas segala dosa yang pernah ia lakukan
I’tikaf juga
termasuk perkara yang bisa melembutkan hati yang mana kita focus untuk
beribadah kepada Allah dan menjahui untuk sementara perkara – perkara duniawiy,
dalam I’tikaf dia benar benar menundukkan dirinya kepada sang pencipta hingga
melahirkan rasa takut kepadanya dengan itu air mata meleleh tumpah dari matanya
karena perasaan takut kepada Allah hingga dia mencapai derajat 7 golongan yang
dilindungi oleh Allah pada hari kiamat sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan
Oleh Imam Bukhari (Seorangyang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga
tumpah air matanya)
Salah satu yang
menyebabkan kerasnya hati ialah melihat wanita-wanita yang bukan Mahrom,
apalagi pada zaman sekarang para wanita memakai celana dan rok di atas lutut
mereka, iklan – iklan bergambarkan wanita – wanita cantik yang berpakaian tapi telanjang bertebaran
dimana – mana sehingga tatkala Iman lagi lemah maka tak jarang mata
memandangnya
Sebagian Ulama
Salaf ditanya : “apa yang bisa menolong kita agar mudah menundukkan pandangan”?
beliau menjawab : “dengan engkau mengetahui bahwa penglihatan Allah itu lebih cepat
melihatmu daripada engkau melihat
(wanita yang bukan Mahrom) jika engkau mengetahui bahwa penglihatan Allah lebih
dulu melihatmu sebelum engkau melihat wanita maka mungkin engkau akan malu dan
engkau meninggalka itu, dan engkau akan menundukkan pandanganmu.
Begitupula ingatlah
bahwa malu kepada Allah akan membuatmu meninggalkan maksiat dan dapat
memperbaiki hatimu, begitu juga dengan mengingat pemberian Allah kepada kita
dan bahwa nikmat ini bisa saja Allah mengambilnya kapanpun Allah inginkan, maka
hal tersebut bisa memperbaiki hati kita
Refrensi :
Islahul Qulub ; Syaikh Muhammad Sholeh
Al-Munajjid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar