Lelaki
berinisial “A” bekerja disalah satu markaz perbatasan, konon
berbagai komuditi harus melewatinyua hingga dia menandatanganinya
untuk memberi Lisensi masukna barang – barang itu ke dalam negara.
Dia
adala seorang yang terpercaya di dalam pekerjaannya dan sangat
bersikeras untuk menerapkan Prosedur. Dia tidak memperkenankan
seorang pun untuk melewatkan prosedur, tanpa pandang bulu siapapun
orangnya
Pimpinan
seprofesinya susah sampai batas tak tahu malu saat memanggilnya suatu
hari dan mendesaknya untuk mengambil uang sogokan agar mempermudah
urusan bagi orang yang membayar supaya dia bisa memperoleh uang.
Ketika si A mendengarkan ucapan inidari pimpinannya, seketika dia
menggigil ketakutan dan keluar dari hadapannya
Dia
sangat gelisah ketika dia diperintah untuk mengambil uang sogokan
tersebut, bagaimana tidak dia berada dalam kondisi yang
terkontaminasi dan kotor
Hari
demi hari berlalu begitu cepat sementara godaan dunia selalu tampak
dihadapan matanya, para penyuap datang kepadanya dengan membawa uang
sogokan. Sang penyogok mengatakan “ini hadiah dari yayasan kami”
sedangkan penyogok yang lainnya mengatakan “uang ini sebagai
penghormatan dari yayasan kami”
sang
Penyogok dan Penyuap senantiasa membujuknya dengan segala cara, namun
si A tetap tak bergeming bagaikan gunung besar yang kokoh, dia
menolak mentah – mentah sogokan itu. Dia mulai berpikir antara dia
dan hatinya sampai kapan ia bisa bertahan dalam kondisi ini? Dia
khawatir dirinya akan lemah dan tergoda untuk mengambil uang haram
jabatan
tinggi dan penghasilan yang ia dapatkan sebulan sungguh sangat
menggiurkan, bersamaan itu hatinya tidak tenang karena penyogok
sering datang kepadanya, kini ia benar – benar harus menentukan
pilihan, apakah dia berhenti dari pekerjaanya dan dia harus
kehilangan gajinya atau tetap dalam pekerjaanya atau melanggar
ketentuan – ketentuan Allah dan mengambil uang sogokan, sampai di
sini dia teringat Firman Robbnya : “Barangsiapa bertaqwa kepada
Allah niscaya dia akan mengadakan dia jalan keluar dan memberinya
rizki dari arah yang ia tidak sangka (Ath-Thalaq
:2-3)
setelah
berpikir dan merenung dibantu oleh iman yang masih ada di dalam
hatinya akhirnya dia mengambil suatu keputusan untuk mengajukan
pengunduran diri dan keluar dari iklim yang mencekik untuk beralih
mencari rezeki yang halal. Dia membeli sebuah truk kecil dan mulai
bekerja dalam bidang jasa pengangkutan barang – barang komoditi.
Sedikit demi sedikit Allah memberikannya rezeki dan dia bisa membeli
truk yang lain, para pengusaha mulai meminta untuk mengangkutkan
barang-barang dagangan mereka, hal ini dikarenakan mereka telah
mengenalnya, juga amanahnya dan upaya kerasnya demi keselamatan
barang seolah – olah barang dagangannya sendir. Akhirnya dia punya
banayak kontainer yang memperkerjakan beberapa tenaga supir
Suatu
hari, salah satu kontainernya mengalami tabrakan dan rusak, karena
supirnya mengantuk, Sang Supir meminta maaf kepada si A, lalu diapun
memaafkan dan memberikan dispensasi kepadanya dan tidak marah kepada
supirnya. Kala itu, polisi lalu lintas beridiri mendatanginya, sambil
dia menepuk – nepuk pundak si supir sambil menampakkan bahwa
masalahnya itu sepele. Polisi itu merasa heran terhadap kemurahan
hati si A dan baiknya perlakukan kepada si Supir. Polisi itu pun
ingin sekali mengenalnya.
Tahun
demi tahun berlalu, dan polisi lalu lintas yang sempat menemuinya
kini menjadi pengusaha besar. Dia kedatangan pasokan barang yang
cukup besar dan dia ingin mengangkutnya, tiba – tiba dia teringat
kepada si A lalu diapun menghubunginya untuk mengangkutkan barang
dagangannya, semua itu karena sifat amanah yang ia miliki, kemurahan
hatinya dan kebaikan budi pekertinya
sekarang
si A menjadi salah satu pengusaha besar yang memiliki jasa angkutan
yang besar. Sesungguhnya orang yang meninggalkan sesuatu karena
Allah, niscaya Allah akan menggantinya sesuatu yang lebih baik
baginy, seorang pegawai yang bersahaja ini telah meninggalkan
pekerjaan ketika ia mengkhawatirkan dirinya dari suatu yang haram dan
memilih keluar untuk mencari rezekiyang halal, lallu Allah membukakan
baginya pintu rezeki, dan Akhirnya dia pun menjadi salah satu
pengusaha besar.
Kitab
: Qisash minal waqi'; muhammad bin Shaleh Al Qathani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar