STDI Imam Syafi'i di Fitnah, ini yang akan di lakukan Dosen dan Mahasiswa - Pena Luqman

Post Top Ad

STDI Imam Syafi'i di Fitnah, ini yang akan di lakukan Dosen dan Mahasiswa

STDI Imam Syafi'i di Fitnah, ini yang akan di lakukan Dosen dan Mahasiswa

Share This



Kemaren malam, beberapa tokoh Aswaja menjelek jelekkan kampus kami STDI IMAM SYAFI’I Jember di hadapan masyarakat yang notabenenya awam, acara tersebut di adakandi masjid  dekat dengan kampus kami, bahkan mereka tidak segan memfitnah serta menyebut  nama sebagian dosen kami. Dan ini adalah mandat ustadz Arifin Baderi (Ketua STDI Imam Syafi’I) kepada Mahasiswa dan dosen lainnya :


Saya akan memberikan Ilustrasi , ketika antum lagi gatal kemudian antum menggaruknya maka itu bisa
menjadikan Iritasi dan , beda jika antum tinggal tidur maka gatal itu keesokan harinya akan sembuh dan antum telah mendapatkan kenikmatan berupa tidur yang  nyenyak.

Orang yang selama ini menampakkan permusuhan jika di sikapi dengan cara – cara yang hasan atau bahkan ahsan maka akan terjadi perubahan, maka dia akan menjadi sahabat karib menjadi pembela yang setia namun hanya orang yang besarlah yang bisa melakukannya dan orang orang kerdil seperti kita lebih memilih untuk berkeluh kesah dengan mengatakan “kurang ajar” jika dimaki “saya juga bisa memaki, emang takut” ” kalau saya di cela saya juga bisa.”itulah orang – orang kerdil akan tetapi orang – orang besar ialah orang yang terdapat dalam jiwanya yang selalu ingin menang, bukan dengan sikap lebih keras  jika dia di cela  akan tetapi dia menaggapi celaan tersebut  dengan sikap yang lebih baik sebagaimana Allah Berfirman :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيم
dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan, tolaklah(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada permusuhan diantara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.
Allah Berfirman :
وإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
JIka ada gangguan yang datang dari syaiton maka mintalah perlindungan dari Allah, sesunggguhnya dia maha mendengar lagi maha mengetahui

Dalam ayat ini terdapat pelajaran ayat bahwa menyikapi gangguan manusia harus dengan menyikapinya dengan baik adapun musuh yang kasat mata tidak terlihat yang jelas – jelas mengganggu kita, kita tidak di perintahkan untuk mencaci maki akan tetapi kita di perintahkan untuk meminta perlindungan kepada Allah.
Ikhwatal Iman, Aisyah Radhiallau A’anha menceritakan bagaimana Rosulullah menerapkan ayat di atas beliau mengatakan : Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya kepada budaknya, kepada istrinya ataupun kepada siapapun, tidaklah beliau disakiti pribadinya dan dirinya lantas beliau membela kecuali jika agama Allah yang dihina dia akan membela, inilah sunnah, inilah tauladan kita, inilah jalan dakwah yang benar.  Allah Berfirman :
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu
Ikhwatal Iman, Banyak dari kita yang terprovokasi yang acara tadi malam, itu adalah ujian iman, ujian sabar, di sinilah letaknya antum dilatih untuk menjadi orang – orang yang besar meneladani Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan inilah perbedaan antum mengikuti emosional dan mengikuti ilmu dan hikmah, sebagaimana Allah Berfirman :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Serulah ke jalan Tuhanmu dengan cara hikmah dan nasehat yang baik

Jika kita di maki orang “dasar kamu gila” “kamu gini dan gitu” kemudian kita  diam saja maka tidak lama dia berteriak teriak ,dan dan jika tidak ada yang menanggap,  teriakan itu akan kembali kepada dia, semua orang akan mengatakan “wong edan, orang tidak apa – apa dimaki-maki, orang diam dan tidak ada masalah koq di maki – maki” tetapi jika antum balas teriakan orang yang mencela dengan teriakan pula maka dia akan semakin asyik menjadi bahan tontonan, akan tetapi kalau dia berteriak “dasar,dasar,dasar” maka diamlah, memang terkesan kalah akan tetapi itu adalah kemenangan dan lebih hebatnya lagi jika antum meminta maaf, orang akan mengatakan “wong, sudah minta maaf koq masih dimaki-maki, tega-teganya memaki – maki”

Sikapilah dengan Ilmu dan jangan sikapi dengan emosi, biarkalnlah orang berteriak, antum tidak menanggapi makai itu paling hanya sehari dua hari terus lupa, karena orang bosan “koq itu dia omongin terus, orang mereka diam – diam aja koq” apalagi kalau antum bisa membuktikan dengan akhlaq antum, dan itulah yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mana beliau di tuduh tukang sihir, memecah belahkan kesatuan akan teapi beliau membalas itu semua dengan akhlaqnya dengan kedermawanannya.

Ikhwatal Iman, inilah pelajaran berharga  yang tidak bisa kami berikan di kelas, di kelas tidak ada yang bisa mengajari antum agar antum siap dimaki oleh orang karena di sini (kampus) tidak ada orang yang hobi memaki maka sabarlah, tenang, mungkin ada yang mengatakan “Ustadz, mereka sudah keterlaluan, sudah memfitnah,”  simak Firman Allah:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
“tetapi, karena mereka melanggar janjinya, maka kami melaknat mereka dan kami menjadikan hati mereka keras membatu”

Ayat ini berkaitan dengan yahudi, Ahlul Kitab, yang mana hati mereka sudah kaku, mati dan mereka akan terus mengganggu, mengkhianati dan menyakiti,tapi,  lewat apa solusi yang Allah berikan kepada Rasulullah?  Melawan? Tidak, tapi di perintahkan untuk di abaikan. Inilah kebesaran jiwa para nabi kecuali jika orang orang yahudi mengajak perang maka tiba saatnya untuk angkat senjata dan melawan dengan gagah berani, tapi kalau jika urusannya maki – memaki, tuduh muduh, nabi tidak melayani. Inilah Akhlaq karimah.
Jika dilayani dengan 1 kata saja, maka akan keluar banjir bandang kata tidak ada yang bisa membendungnya dan bisa merubah suatu aksi dan tindakan.

Ikhwatal Iman, jadilah orang yang sabar dan inilah momentum antum untuk berlatih meneladani siroh Rasulullah dalam dakwahnya yang mana Rasulullah ketika di cela tidak jumpa pers , tidak klarivikasi, dan beliau tidak melawan namun beliau membalas dengan Akhlaqnya yang mulia, kebesaran ucapannya dan inilah yang harus kita renungkan.

Ikhwatal Iman, tidak mudah memang, kalau antum bisa berbuat  baik ketika dipuji belum pantas lulus menjadi seorang Tholibul Ilmi, antum baru akan betul – betul lulus menjadi Tholibul Ilmi jika di cela irhabi, teroris, orang sesat, kelompok ini dan itu dan antum mengatakan “maaf, terimah kasih atas nasehatnya” antum nasehati dengan lemah lembutnya antum dengan senyumnya antum, silaturahmi, tetap berkunjung dan memberi hadiah maka celaan itu tidak akan berjalan lama dan masyarakat akan mengatakan “masya Allah, dimaki – maki malah memberikan hadiah, kemarin sudah di kasih hadiah, sungguh keterlaluan yang memaki – maki”, namun bukan itu yang kita cari tapi yang kita cari adalah ini adalah kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk berlatih menjadi orang besar bukan menjadi orang yang kerdil yang mudah di ombang – ambingkan, mudah untuk di pancing dan mudah di provokasi, seorang Tholibul Ilmi.  Seorang Tholibul Ilmi itu berjalan sesuai dengan aturan , rencana bukan mudah di belokkan oleh yang ada di Masyarakat sehingga kita melenceng dari jalur dakwah kita

Ikhwatal Iman, Biarkanlah mereka berkata selama kita tidak terganggu paling hanya korban perasaan saja dan inilah momen antum berlatih menjadi orang yang dikatan Nabi “ bukanlah orang yang hebat  yang bergelut akan tetapi orang yang hebat adalah orang yang bisa menahan marahnya, dan tidak hebat jika antum diteriaki malah antum membalas teriak kembali tapi antum akan menjadi orang – orang yang hebat ketika antum dimaki antum tersenyum bahkan antum bisa memberikan hadiah.
Ikhwatal Iman, selamat menjalani ujian, tadi malam saya mencari alamatnya tapi tidak mendapatkannya, akan tetapi jika antum mendatkan alamatnya maka beritahu kami bukan untuk klarivikasi akan tetapi utnuk silaturahmi dan memberikan hadiah..

Jember, 21-Sept-2014



                                                                                                                     

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Masya Allah, betapa bijaknya Ustadz Anda

    BalasHapus
  3. Alkhamdulillah begitulah akhlaq yg seharusnya insysa Alloh kebenaran pasti akan terungkap

    BalasHapus

Pages