Kemaren malam, beberapa tokoh Aswaja menjelek jelekkan
kampus kami STDI IMAM SYAFI’I Jember di hadapan masyarakat yang notabenenya
awam, acara tersebut di adakandi masjid dekat dengan kampus kami, bahkan mereka tidak
segan memfitnah serta menyebut nama
sebagian dosen kami. Dan ini adalah mandat ustadz Arifin Baderi (Ketua STDI
Imam Syafi’I) kepada Mahasiswa dan dosen lainnya :
Saya akan memberikan Ilustrasi , ketika antum lagi gatal kemudian antum menggaruknya maka itu bisa
Orang yang selama ini menampakkan permusuhan jika di sikapi
dengan cara – cara yang hasan atau bahkan ahsan maka akan terjadi perubahan, maka
dia akan menjadi sahabat karib menjadi pembela yang setia namun hanya orang
yang besarlah yang bisa melakukannya dan orang orang kerdil seperti kita lebih
memilih untuk berkeluh kesah dengan mengatakan “kurang ajar” jika dimaki “saya
juga bisa memaki, emang takut” ” kalau saya di cela saya juga bisa.”itulah
orang – orang kerdil akan tetapi orang – orang besar ialah orang yang terdapat
dalam jiwanya yang selalu ingin menang, bukan dengan sikap lebih keras jika dia di cela akan tetapi dia menaggapi celaan tersebut dengan sikap yang lebih baik sebagaimana
Allah Berfirman :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي
هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ
حَمِيم
dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan,
tolaklah(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada
permusuhan diantara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.
Allah Berfirman :
وإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
JIka ada gangguan yang datang dari syaiton maka mintalah
perlindungan dari Allah, sesunggguhnya dia maha mendengar lagi maha mengetahui
Dalam ayat ini terdapat pelajaran ayat bahwa menyikapi
gangguan manusia harus dengan menyikapinya dengan baik adapun musuh yang kasat
mata tidak terlihat yang jelas – jelas mengganggu kita, kita tidak di
perintahkan untuk mencaci maki akan tetapi kita di perintahkan untuk meminta
perlindungan kepada Allah.
Ikhwatal Iman, Aisyah Radhiallau A’anha menceritakan
bagaimana Rosulullah menerapkan ayat di atas beliau mengatakan : Rasulullah
tidak pernah memukul dengan tangannya kepada budaknya, kepada istrinya ataupun
kepada siapapun, tidaklah beliau disakiti pribadinya dan dirinya lantas beliau
membela kecuali jika agama Allah yang dihina dia akan membela, inilah sunnah,
inilah tauladan kita, inilah jalan dakwah yang benar. Allah Berfirman :
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu
Ikhwatal Iman, Banyak dari kita yang terprovokasi yang acara
tadi malam, itu adalah ujian iman, ujian sabar, di sinilah letaknya antum
dilatih untuk menjadi orang – orang yang besar meneladani Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam, dan inilah perbedaan antum mengikuti emosional dan
mengikuti ilmu dan hikmah, sebagaimana Allah Berfirman :
ادْعُ إِلَى
سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Serulah ke jalan Tuhanmu dengan cara hikmah dan nasehat
yang baik
Jika kita di maki orang “dasar kamu gila” “kamu gini dan
gitu” kemudian kita diam saja maka tidak
lama dia berteriak teriak ,dan dan jika tidak ada yang menanggap, teriakan itu akan kembali kepada dia, semua
orang akan mengatakan “wong edan, orang tidak apa – apa dimaki-maki, orang
diam dan tidak ada masalah koq di maki – maki” tetapi jika antum balas
teriakan orang yang mencela dengan teriakan pula maka dia akan semakin asyik
menjadi bahan tontonan, akan tetapi kalau dia berteriak “dasar,dasar,dasar” maka
diamlah, memang terkesan kalah akan tetapi itu adalah kemenangan dan lebih
hebatnya lagi jika antum meminta maaf, orang akan mengatakan “wong, sudah
minta maaf koq masih dimaki-maki, tega-teganya memaki – maki”
Sikapilah dengan Ilmu dan jangan sikapi dengan emosi,
biarkalnlah orang berteriak, antum tidak menanggapi makai itu paling hanya
sehari dua hari terus lupa, karena orang bosan “koq itu dia omongin terus,
orang mereka diam – diam aja koq” apalagi kalau antum bisa membuktikan
dengan akhlaq antum, dan itulah yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam yang mana beliau di tuduh tukang sihir, memecah belahkan kesatuan
akan teapi beliau membalas itu semua dengan akhlaqnya dengan kedermawanannya.
Ikhwatal Iman, inilah pelajaran berharga yang tidak bisa kami berikan di kelas, di
kelas tidak ada yang bisa mengajari antum agar antum siap dimaki oleh orang
karena di sini (kampus) tidak ada orang yang hobi memaki maka sabarlah, tenang,
mungkin ada yang mengatakan “Ustadz, mereka sudah keterlaluan, sudah
memfitnah,” simak Firman Allah:
فَبِمَا
نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
“tetapi, karena mereka melanggar janjinya, maka kami
melaknat mereka dan kami menjadikan hati mereka keras membatu”
Ayat ini berkaitan dengan yahudi, Ahlul Kitab, yang
mana hati mereka sudah kaku, mati dan mereka akan terus mengganggu,
mengkhianati dan menyakiti,tapi, lewat
apa solusi yang Allah berikan kepada Rasulullah? Melawan? Tidak, tapi di perintahkan untuk di
abaikan. Inilah kebesaran jiwa para nabi kecuali jika orang orang yahudi
mengajak perang maka tiba saatnya untuk angkat senjata dan melawan dengan gagah
berani, tapi kalau jika urusannya maki – memaki, tuduh muduh, nabi tidak
melayani. Inilah Akhlaq karimah.
Jika dilayani dengan 1 kata saja, maka akan keluar banjir bandang
kata tidak ada yang bisa membendungnya dan bisa merubah suatu aksi dan
tindakan.
Ikhwatal Iman, jadilah orang yang sabar dan inilah momentum antum
untuk berlatih meneladani siroh Rasulullah dalam dakwahnya yang mana Rasulullah
ketika di cela tidak jumpa pers , tidak klarivikasi, dan beliau tidak melawan
namun beliau membalas dengan Akhlaqnya yang mulia, kebesaran ucapannya dan
inilah yang harus kita renungkan.
Ikhwatal Iman, tidak mudah memang, kalau antum bisa berbuat baik ketika dipuji belum pantas lulus menjadi
seorang Tholibul Ilmi, antum baru akan betul – betul lulus menjadi Tholibul
Ilmi jika di cela irhabi, teroris, orang sesat, kelompok ini dan itu dan
antum mengatakan “maaf, terimah kasih atas nasehatnya” antum nasehati
dengan lemah lembutnya antum dengan senyumnya antum, silaturahmi, tetap
berkunjung dan memberi hadiah maka celaan itu tidak akan berjalan lama dan
masyarakat akan mengatakan “masya Allah, dimaki – maki malah memberikan
hadiah, kemarin sudah di kasih hadiah, sungguh keterlaluan yang memaki – maki”,
namun bukan itu yang kita cari tapi yang kita cari adalah ini adalah kesempatan
yang Allah berikan kepada kita untuk berlatih menjadi orang besar bukan menjadi
orang yang kerdil yang mudah di ombang – ambingkan, mudah untuk di pancing dan
mudah di provokasi, seorang Tholibul Ilmi.
Seorang Tholibul Ilmi itu berjalan sesuai dengan aturan , rencana
bukan mudah di belokkan oleh yang ada di Masyarakat sehingga kita melenceng
dari jalur dakwah kita
Ikhwatal Iman, Biarkanlah mereka berkata selama kita tidak
terganggu paling hanya korban perasaan saja dan inilah momen antum berlatih
menjadi orang yang dikatan Nabi “ bukanlah orang yang hebat yang bergelut akan tetapi orang yang hebat
adalah orang yang bisa menahan marahnya, dan tidak hebat jika antum diteriaki
malah antum membalas teriak kembali tapi antum akan menjadi orang – orang yang
hebat ketika antum dimaki antum tersenyum bahkan antum bisa memberikan hadiah.
Ikhwatal Iman, selamat menjalani ujian, tadi malam saya mencari
alamatnya tapi tidak mendapatkannya, akan tetapi jika antum mendatkan alamatnya
maka beritahu kami bukan untuk klarivikasi akan tetapi utnuk silaturahmi dan
memberikan hadiah..
Jember, 21-Sept-2014
Nasehat Yang Bagus
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMasya Allah, betapa bijaknya Ustadz Anda
BalasHapusAlkhamdulillah begitulah akhlaq yg seharusnya insysa Alloh kebenaran pasti akan terungkap
BalasHapus