Maulid Nabi Menurut Ulama Bermadzhab Malikiah - Pena Luqman

Post Top Ad

Maulid Nabi Menurut Ulama Bermadzhab Malikiah

Maulid Nabi Menurut Ulama Bermadzhab Malikiah

Share This

Maulid Nabi senantiasa menjadi perdebatan yang hangat di bumi pertiwi ini, ada yang pro dan adapula yang kontra, tidak sedikit yang kontra dengan adanya Maulid Nabi bahkan mereka yang tidak melaksanakan maulid nabi kerapkali dicela dan diejek karena tidak mengikuti ritual bid’ah yang disebut maulid nabi

Disini kami akan membawakan perkataan ulama bermazhab malikiah seputar maulid nabi, saya tidak mengetahui apakah mereka yang pro dengan maulid nabi akan mengejek dan mencela ulama’ malikiah  dengan wahabiy setelah membaca perkaatan para ulama Malikiah tentang maulid nabi dibawah ini :



1.    Imam Tajuddin
Berkata  ‘Umar bin ‘Ali Al-Lakhmiy Al-Iskandariy yang dikenal dengan tajuddin wafat pada tahun 734 H di dalam Risalah nya yang dinamakan al-maurud fi ‘amali almaulid dia mengatakan :
لا أعلم لهذا المولد أصلا في كتاب ولا سنة، ولا ينقل عمله عن أحد من علماء الأمة، الذين هم القدوة في الدين، المتمسكون بآثار المتقدمين، بل هو بِدعة أحدثها البطالون، وشهوة نفسٍ اغتنى بها الأكالون.
“ saya tidak mengetahui maulid ini memiliki asal dari kitab maupun Sunnah, dan tidak pernah dinukilkan amalannya dari salah satupun dari ulama ummt, yang mereka merupakan panutan dalam beragama dan memegang teguh atsar para pendahulunya, akan tetapi (Maulid) adalah bid’ah yang dibuat oleh orang – orang pengangguran,  mengikuti nafsu belaka dan dimanfaatkan oleh orang – orang yang suka makan”

Kemudian Imam Tajuddiin melanjutkan perkataannya :

بدليل أنَّا إذا أدرنا عليه الأحكام الخمسة قلنا:
إما أن يكون واجباً، أو مندوباً، أو مباحاً، أو مكروهاً، أو محرماً.وهو ليس بواجب إجماعاً، ولا مندوباً؛ لأن حقيقة الندب: ما طلبه الشرع من غير ذم على تركه، وهذا لم يأذن فيه الشرع، ولا فعله الصحابة، ولا التابعون ولا العلماء المتدينون- فيما علمت- وهذا جوابي عنه بين يدي الله إن عنه سئلت.
ولا جائز أن يكون مباحاً؛ لأن الابتداع في الدين ليس مباحاً بإجماع المسلمين.فلم يبق إلا أن يكون مكروهاً، أو حراماً(
“dengan argumentasi bahwa jika kita ingin mengatahui hukum yang lima (dalam Islam) kita mengatakan :
Apakah hukum itu wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Atau Harom, dan (maulid Nabi) bukan sesuatu bukan suatu hal yang wajib menurut Ijma’, dan buka pula sunnah, karena hakikat sunnah ialah apa yang diperintahan oleh agama tapi tidak ada hukuman bagi yang meninggalkannya dan hal ini (Maulid Nabi) tidak pernah dizinkankan oleh agama, dan tidak pernah dikerjakan oleh para sahabat, dan tidakpula oleh tabi’in dan ulama’ yang berpegang teguh kepada agama –setau saya- dan ini merupakan jawaban saya dihadapan Allah jika saya dimintai pertanggungjawaban,


Dan tidak boleh juga dikatakan sebagai suatu hal yang mubah : karena berbuat suatu hal yang baru dalam agama bukanlah  suatu yang diperbolehkan secara Ijma’ kaum muslimin maka tidak lah tersisa hukumnya kecuali dia itu makruh atau mubah
. silahkan lihat kembali : (  "المورد في عمل المولد" ص20-21)


2.  Imam As-Syatibiy
Dari ulama Malikiyah adalah Imam Abu Ishaq As-Syatibiy Rohimahullah beliau mengatakan :


معلوم أن إقامة المولد على الوصف المعهود بين الناس بدعة محدثة وكل بدعة ضلالة,فالإنفاق على إقامة البدعة لا يجوز والوصية به غير نافذة بل يجب على القاضي فسخه
“sebagaimana telah diketahui bahwa perayaan maulid seperti yang dirayakan oleh manusia pada umumnya adalah bid’ah yang tercela dan setiap bid’ah adalah sesat, dan menyumbang untuk perayaan maulid tidak diperbolehkan bahkan wajib bagi hakim untuk membatalkan (perayaan maulid tersebut ).  Lihat kembali  (فتاوى الشاطبي203ـ 204 )


3.  Muhammad ‘Ulaiys Al-Maliki
Dia merupakan ulama’ Malikiah Muta’akhirin dan beliau merupakan ulama’ Mutaakhirin di Mesir dan seorang Mufti, beliau juga dikenal sebagai Uama’ besar bermazhab Malikiah dizamannya, beliau mengatakan :

عمل المولد ليس مندوبًا، خصوصًا إن اشتمل على مكروه، كقراءة بتلحين أو غناء، ولا يسلم في هذه الأزمان من ذلك وما هو أشدّ"

“Amalan Maulid bukanlah sunnah, apalagi jika didalam ( acara maulid) terdapat hal –hal yang dibenci seperti permainan musik ataupun nyanyian, dan tidak ada yang selamat pada zaman ini dari hal tersebut (musik dan nyanyi) bahkan bisa lebih parah lagi. Silahkan dilihat kembali kitab (كتابه فتح العلي المالك )


4.  Abul ‘Abbas Ahmad bin Yahya Al-Wansyarisiy

Berkata Abul ‘Abbas setelah beliau menerangkan perkataan Malikiah pada keutamaan malam Maulid dan malam Lailatul Qodr :

و إن كان معظما عند المسلمين لكن و قعت فيه قضايا أخرجته إلى ارتكاب بعض البدع من كثرة الإجتماع فيه أي اجتماع آلات اللهو إلى غير ذلك من البدع غير المشروعة و التعظيم له صلى الله عليه و سلم إنما هو باتباع السنن و الإقتداء بالآثار لا بإحداث بدع لم تكن للسلف الصالح "

Walaupun hal tersebut (Maulid nabi ) sangat agung disisi kaum muslimin akan tetapi terdapat didalamnya (perayaan maulid ) perkara – perkara yang membawa kepada sebagian bid’ah seperti terdapat dialamnya Ijtima’ maksudnya terkumpulnya alat –alat musik. Mengagungkkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ialah dengan mengikuti sunnah – sunnahnya dan mengikuti atsar bukan dengan mengadakan bid’ah yang tidak pernah dilakukan oleh para salafusholih.  (المعيار المعيار المعرب 8/255 )



5.  Abu Abdillah Al-Haffar

قال : "وليلة المولد لم يكن السلف الصالح وهم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم والتابعون لهم يجتمعون فيها للعبادة
Beliau mengatakan : “dan malam maulid tidak pernah dilakukan oleh para salafussolih dan sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan dan Tabi’un belum pernah melakukan (malam maulid) untuk melakukan ibadah.
Silahkan merujuk ke  (  7/ 99ـ المعيار المعرب للونشريسي)

Sebenarya masih ada beberapa perkataan ulama’ bermazhab Malikiah yang tidak memperbolehkan melakukan maulid Nabi yang belum kami cantumkan di blog ini. Bukan berarti orang yang melakukan maulid Nabi tidak mencintai Nabi akan tetapi mereka mencintai Nabi dengan mengikuti sunnnahnya dan orang – orang yang mengikutinya

Banyak kita melihat orang yang melakukan maulid nabi Meninggalkan shalat bahkan meremehkannya, akan tetapi mereka yang dituduh bahkan dikecam sebagai salafi wahabi  yang tidak mengikuti maulid nabi malah merekalah yang  memakmurkan masjid dan lebih menjaga sunnah – sunnah Nabi Muhammad Shallallahu”alaihi Wasalllam seperti dengan memelihara janggut, memakai celana diatas mata kaki, memakai jilbab besaryang sesuai digambarkan oleh Al-Qur’an.

Ulama ialah orang yang paling paham terhada Sunnah Rasulullah, dan Ulama Malikiah sampai derajat membid’ahkan perkara Maulid Nabi ini. Dan saya tidak tau apakah nanti mereka yang Pro terhadap bid’ah Maulid akan menuduh Ulama Malikiah sebagai Wahabi? Ataukah sebagai orang yang benci terhadap Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?
Belajarlah Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para Salafussholih, karena pemahaman merekalah yang paling benar, dan belarah dari para ulama yang mengikuti jejak mereka. Wallahu A’lam

Maroji’ : تحذير علماء المالكية من بدعة المولد النبوي

Muh. Luqman Hakim
Jember, 24 April 2015 jam 09: 55
www. Penaluqman.com

1 komentar:

  1. http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1144406531&=tentang-maulid-nabi-muhammad-saw.htm

    BalasHapus

Pages