Syiah Memiliki Aqidah Pendusta - Pena Luqman

Post Top Ad

Syiah Memiliki Aqidah Pendusta

Syiah Memiliki Aqidah Pendusta

Share This
 Taqiyah ialah menampakkan apa  yang berbeda dari apa yang mereka yakini di dalam hati, misalnya, Syiah meyakini bahwa sahabat karib Rasulullah yang bernama Abu Bakar, Umar, Utsman adalah kafir, akan tetapi ketika mereka bertemu dengan Ahlu Sunnah maka mereka menyembunyikan Keyakinan akan kekafiran sahabat tersebut dan menampakkan bahwa mereka adalah sahabat yang mulia, hal tersebut mereka lakukan agar mudah berdakwah  dengan Ahlu Sunnah dan mengajak Ahlu Sunnah untuk menganut Agama Syiah tentu dengan perlahan demi perlahan hingga berujung kepada pengkafiran sahabat.

Berkata Ulama syiah yang mana dia merupakan ulama’ hadits menurut mereka yaitu Muhammad bin Ali bin Husain :


“واعتقادنا في التقية أنها واجبة من تركها كان بمنزلة من ترك  الصلاة.. والتقية واجبة لا يجوز رفعها إلى أن يخرج القائم فمن تركها قبل خروجه فقد خرج من دين الله وعن دين الإمامية وخالف الله ورسوله والأئمة"[1]


“dan kami meyakini bahwa taqiyah wajib, barangsiapa yang meninggalkannya itu sama kedudukan dengan orang yang meninggalkan shalat… dan taqiyah wajib tidak diperbolehkan meninggalkannya sampai keluar Al-Qoim(Mahdi), barangsiapa yang meninggalkannya maka dia telah keluar dari agama Allah dan dari agama Imamiyah dan dia telah menyelisihi Allah, Rasulnya  dan Ulama”

عن أبي عبد الله أنه قال: "يا أبا عمر إن تسعة أعشار الدين في التقية، ولا دين لمن لا تقية له، والتقية في كل شيء إلا في النبيذ والمسح على الخفين"

Dari Abdullah mengatakan : “Wahai aba Umar, sesungguhnya didalam taqiyah terdapat 19 din, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak bertaqiyah, dan taqiyah dalam segala hal kecuali pada nabidz (sejenis minuman keras)  dan membasuh khof (alas kaki[2])

وروى الكليني في الكافي عن الصادق قال: "سمعت أبي يقول: لا والله ما على وجه الأرض شيء أحب إليَّ من التقية، يا حبيب إنه من كانت له تقية رفعه الله، يا حبيب من لم تكن له تقية وضعه الله

Diriwayatkan Al-kulainiy dalam kitab al-Kafi dari Ash-shodiq  berkata : “saya mendengarkan bapak saya mengatakan : tidaklah, demi Allah tidak ada sesuatu yang paling saya cintai dimuka bumi ini selain Taqiyah, wahai kekasih, barang siapa yang melakukan taqiyah maka Allah akan mengangkat (derajat), wahai kekasih, orang yang tidak melakukan taqiyah maka Allah akan menghinakannya[3]


عن علي بن الحسين قال: يغفر الله للمؤمن كل ذنب ويطهره منه في الدنيا والآخرة ما خلا ذنبين: ترك التقية وتضييع حقوق الإخوان"..

Dari ‘Ali bin Husain mengatakan :”Allah mengampuni dosa seorang mu’min dan membersihkannya di dunia dan akhirat kecuali dua dosa :meninggalkan taqiyah dan menyepelekan hak-hak persaudaraan.[4]


Setelah anda membaca betapa agungnya Aqidah taqiyah atau aqidah dusta yang dimiliki oleh kaum Syi’ah maka penulis ingin mengajak pembaca untuk memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh aqidah ini :

    Syiah bertaqiyah dengan tujuan agar tidak menimbulkan keributan antar mereka dan Ahlu Sunnah, saya bayangkan jika seorang murid syiah memecahkan kaca di sekolahnya, kemudian guru bertanya : “apakah kamu yang memecahkan kaca” maka sang murid menjawab “bukan saya “ kata guru “Sumpah” sang murid “Sumpah demi Allah bu”  dengan yakinnya dia menjawab tanpa merasa bersalah, kerena dai meyakini boleh bertaqiyah asalkan untuk maslahat dan tidak menimbulkan keributan
    Ulama’ syiah jika ia berbicara tentang suatu hal, maka tidak bisa dipercaya karena dalam agama mereka bertaqiyah (berdusta) diperbolehkan
    Buku – buku yang dikarang oleh syiah tidak 100% bisa dipercaya karena kita tidak mengetahui, apakah sang pengarang ketika menulis buku tersebut sedang bertaqiyah atau tidak
    Begitu pula hadits – hadits syiah, kita tidak mengetahui apakah perowi hadits sedang bertaqiyah atau tidak
    Maka tidak heran bila Imam Syafi’I mengatakan :

عن الإمام الشافعي أنه قال: «لم أر أحداً من أصحاب الأهواء أكذب في الدعوى، ولا أشهد بالزور من الرافضة»[5]

Dari imam Syafi’I mengatakan : saya belum melihat pengikut hawa nafsu yang paling dusta dalam pengakuan dan persaksian palsu selain syiah rofidoh”

Refrensi Utama

-      Haqiqotu Syiah, Abdullah Al-Muwshiliy



Muh. Luqman Hakim

Jember, 10 Maret 2015, sore hari (16:15)

www.penaluqman.com





[1] Risalatul I’Tiqodaat, Hal 104 Markaz Nasyrul kitab Ironiy 1370 H

[2] Ushul kaafiy 2/217

[3] Ushul kaafiy 2/217

[4]  Wasail Syi’ah 4/474

[5] Al-lalakai fii syarhi ushuli I’tiqod ahli Sunnah 4/733

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages