Saya mulai tulisan ini dengan membawakan
sebuah realita yang nyata di tengah fitnah yang menerpa. Sebutlah namanya Ahmad
(nama samaran ) sosok yang sangat religius, bibirnya tidak pernah lepas dari
berdzikir kepada Allah, muamalahnya yang sangat baik kepada sesama teman
membuat temannya betah untuk selalu berada di sisinya, prestasinya yang
cemerlang membuat pribadinya lebih beribawa dan tenang, shalat di shaf pertama
adalah rutinitas yang tidak bisa ia tinggalkan di tambah wajahnya yang tampan
bagaikan bulan purnama yang menghiasi dunia
Ahmad, dialah orang yang sering menasehati
penulis dengan tuturkatanya yang lembut, walaupun dia jauh lebih mudah 2 tahun
di bandingkan dengan saya, ucapannya itu membuat hati menangis dan menyesali
kekhilafan yang telah berlalu. Setiap ada majelis taklim beliau senantiasa
hadir di dalamnya menikmati mutiara ilmu yang di sampaikan oelh ustadz
Singkat cerita, suatu hari ahmad pernah
mengatakan kepada saya bahwa dia akan bergaul dengan si jokocs (orang yang
terkenal buruk perangainya ) dengan maksud untuk menasehatinya agar joko cs
kembali kejalan hidayah. Walaupun saya tidak setuju dengan keputusan yang
beliau ambil arena saya takutkan dialah yang akan terpengaruh terhadap
kejelekan joko s.
Saya sangat menyetujui maksud beliau untuk
menasehati joko cs, tapi tidak harus untuk bergaul dengannya karena bisa
merusak agama dan iman yang dia telah pupuk sejak lama, apakah dia tidak
mengetahui atau pura – pura tidak tahu terhadap sabda Nabi :
مَثَلُ
الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ،
فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ،
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ
يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman
yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli
minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu,
dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”
(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628 )
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits di ini
menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama
maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan
orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”( Fathul
Bari 4/324)
Hari demi hari
berlalu bulan pun berganti bulan hingga akhirnya yang tujuan utama beliau
berdakwah akhirnya berakhir dia yang menjadi terdakwah. Lisan yang selama ini
di pakai untuk berdzikir berubah menjadi lisan yang pedas mengeluarkan kata –
kata yang sangat tidak pantas, ibadah yang selama ini membuat orang terkagum
kagum berubah menjadi kemalasan dan tanda kemunafikan, teman teman yang baik
yang senantiasa berada disisinya malah menjauh darinya di karenakan ahmad yang
dulu kami kenal yang wajahnya bersinar dengan sinaran iman berubah menjadi
kelam dengan kelamnya maksiat, para ustadz – ustadz pun tercengang dan kaget
serta seniornya pun hampir tidak percaya
dia kini di kenal sebagai anak nakal setelah dahulunya di kenal dengan anak
baiik
Pintar –
pintarlah mencari teman yang baik walaupun teman yang baik itu sangat sulit
untuk di cari, jika engkau telah mendapatkan teman yang baik jagalah ia,
rawatlah dan jangan sampai engkau memutuskan tali persahabatan dengannya.
Jangan bermuamalah dengan orang orang yang hatinya busuk dan jauh dari agama
Allah. Anda boleh manasehatinya tapi menasehati orang yang buruk tidak
mengaharuskan kita untuk senantia bergaul dengannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar